INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
1.
ABSTRAK
Inovasi
pembelajaran matematika adalah suatu perbaruan proses pembelajaran matematika
yang memiliki nilai terbarukan untuk memudahkan pemahaman siswa. Adanya inovasi
pembelajaran membantu perbaikan dan penyempurnaan dari usaha-usaha pada proses
pembelajaran. Sehingga dalam melakukan pergerakan inovasi dalam pendidikan dan
yang terkait perkembangannya kompleks terdapat keinginan yang kuat untuk
meningkatkan kualitas dan kesetaraan, dan untuk menghindari dikotomi palsu.
Dalam hal ini pembelajaran matematika diajarkan untuk mempersiapkan siswa agar
mampu menggunakan pola pikir matematika dan nilai keadilan dalam kehidupan
sehari-hari. Banyak siswa baik laki-laki maupun perempuan yang memandang
matematika sebagai suatu mata pelajaran yang membosankan. Berdasarkan hal
tersebut, aspek gender dalam pembelajaran matematika menjadi perhatian kalangan
pendidik. Selain pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah pun harus
mampu menyentuh pemahaman keadilan. Inovasi pembelajaran matematika pada konteks
tersebut memiliki esensi karakter pendidikan yang berkeadilan untuk menunjang
pemahaman materi matematika yang konstekstual. Hal tersebut dilatarbelakangi
oleh perbedaan pengalaman laki-laki dan perempuan yang berdampak pada proses
pemahaman materi matematika kontekstual. Sehingga salah satu implementasi
mewujudkan nilai tersebut adalah pembuatan modul matematika berbasis keadilan
gender pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).
Keywords: inovasi
pembelajaran matematika, keadilan gender, modul SPLDV
PENDAHULUAN
Latar belakang secara teoritis memahami
inovasi sebagai praktik kehidupan nyata dan konkret. Untuk menjelaskan secara
spesifik perspektif praktik, (Sandberg & Tsoukas, 2011)
menguraikan perbedaan antara 'rasionalitas praktis' (berdasarkan kinerja dan
perbuatan tubuh yang muncul dan imanen) dan 'rasionalitas sains' (berdasarkan
pemikiran kausal dan linier dan pemecahan masalah kognitif). Sementara
'rasionalitas sains' telah dominan dalam pengajaran dan pembelajaran di
berbagai disiplin ilmu untuk waktu yang lama, 'rasionalitas praktik' menawarkan
cara alternatif untuk memahami dunia dan bagaimana orang bertindak di atasnya. Terkait
dengan ide-ide praktik-teori tersebut (Yuan & Woodman, 2010) menunjukkan
bahwa akademisi inovasi memiliki kecenderungan kuat untuk mengandalkan
perspektif efisiensi, yang mengasumsikan bahwa inovator membuat keputusan
rasional. Mereka juga menunjukkan, bagaimanapun, bahwa penelitian inovasi saat
ini telah mulai memberikan perhatian pada "bagaimana inovasi sebenarnya
dilakukan daripada bagaimana hal itu harus dilakukan"
Adapun inovasi dalam pembelajaran
matematika adalah suatu perbaruan proses pembelajaran matematika yang memiliki
nilai terbarukan untuk memudahkan pemahaman siswa. Adanya inovasi pembelajaran
membantu perbaikan dan penyempurnaan dari usaha-usaha pada proses pembelajaran.
Sehingga dalam melakukan pergerakan inovasi dalam pendidikan dan yang terkait
perkembangannya kompleks terdapat keinginan yang kuat untuk meningkatkan
kualitas dan kesetaraan, dan untuk menghindari dikotomi palsu antara dua
aspirasi. Seiring perkembangan inovasi pembelajaran matematika di sekolah juga
berpengaruh terhadap kualitas sekolah dan daya tarik masyarakat untuk
menyekolahkan anak-anak mereka. Adapun
tantangan dalam hal ini adalah adanya keinginan untuk menjangkau lebih banyak
pelajar dengan biaya lebih rendah, serta mendidik mereka dengan lebih baik.
Lingkungan bisnis yang kompetitif mendorong standar yang lebih tinggi dengan
pengalaman siswa sebagai prioritas
Matematika diajarkan untuk mempersiapkan
siswa agar mampu menggunakan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak siswa baik laki-laki maupun perempuan yang memandang matematika sebagai
suatu mata pelajaran yang membosankan. Berdasarkan hal tersebut, aspek gender
dalam pembelajaran matematika menjadi perhatian kalangan pendidik. Selain
pendidikan dalam keluarga pendidikan di sekolahpun harus mampu menyentuh
pemahaman adil gender. Permasalahan ketimpangan gender menjadi salah satu akar
masalah ketimpangan relasi perempuan dan laki-laki entah dalam ruang publik
maupun privat. Melihat masalah ini setidaknya harus ada penyadaran bahwa
pentingnya pendidikan pengenalan gender baik di keluarga maupun lingkungan.
Setidaknya, sekolah mampu menjadi tempat kedua pendidikan sikap dan pemahaman
adil gender. Perspektif adil gender inilah mampu membangun nalar pikir sehat
dan sikap menghargai sesama manusia demi terciptanya generasi penerus yang
cinta kemanusiaan dan keadilan.
Perbedaan gender bukan hanya berakibat
pada perbedaan kemampuan dalam matematika, tetapi juga cara memperoleh
pengetahuan matematika itu sendiri. Melalui proses mencapai pengetahuan, siswa
mempunyai cara yang berangkat dari pengalaman yang berbeda.(Espinoza & Taut, 2020).
Oleh karenanya peran keluarga sangat berpengaruh, terutama mereka yang berada
pada lingkup keluarga yang patriarki. Mengenai analisis matematika terhadap
nilai-nilai gender, penelitian oleh Eriksson et al., (2020) menyebutkan
bahwa rata-rata anak perempuan memiliki penalaran matematis yang lebih rendah
daripada kemampuan anak laki-laki. Namun, besarnya kesenjangan gender dalam
matematika berbeda dengan lintas negara yang memungkinkan para peneliti untuk
menguji hipotesis bahwa gap terkait dengan tingkat kesetaraan dalam lingkup
pendidikan dan ekonomi (Giofrè et al., 2020). Dalam artian, gap atau diskriminasi gender
bisa terjadi dalam lingkup manapun. Adanya gap gender diantaranya mampu mempengaruhi
proses transfer ilmu, mengambil keputusan dan menilai sesuatu. Salah satu yang
menjadi perhatian adalah gap gender dalam lingkup matematika. Meskipun beberapa
penelitian menyebutkan adanya perbedaan kualitas atau kemampuan matematis
ditinjau dari gender, hal tersebut bisa diselaraskan melalui proses pendidikan
dan implementasi ilmu yang adil gender terutama dalam lingkup yang memuat kasus
gap gender.
Penting untuk dicatat bahwa temuan kualitatif dan perbedaan kuantitatif antara jenis kelamin dalam aktivitas otak selama ekspansi konseptual kreatif dan pemikiran divergen adalah relatif dan khusus untuk konteks saat ini (Fine, 2010). Oleh karena itu perhatian harus diberikan ketika menggeneralisasi temuan gender perbedaan dalam penyelidikan neuroimaging eksploratif saat ini ke konteks yang lebih luas karena kesalahpahaman potensial dapat terjadi dengan mudah diabadikan sebagai hasilnya (Eliot, 2011). Perbedaan gender berbasis strategi dalam kognisi kreatif sebagian dapat menjelaskan gambaran campuran mengenai perilaku temuan yang terkait dengan perbedaan gender dalam kreativitas (Runco et al., 2010). Tugas kreativitas jarang terjadi secara sistematis dibandingkan satu sama lain dalam hal persamaan dan perbedaan mendasar dalam pemrosesan informasi mekanisme yang mereka bangkitkan.
IMPLEMENTASI
Implementasi inovasi pembelajaran
matematika di sekolah salah satunya inovasi pada bahan ajar. Dalam hal ini
inovasi yang dilakukan demi menunjang pemahamna materi dan pendidikan karakter
adil pada siswa. Perbaruan bahan ajar yang dilakukan dengan mempertimbangkan
pentingnya nilai adil gender pada kehidupan sehari-hari di rumah maupun di
lingkungan temapt bermain. Ilustrasi nilai tersebut tercantum pada halama cover
yang memuat foto seorang chef laki-laki dan seorang TNI berjenis kelamin
perempuan. Dalam hal ini dengan harapan memerikan pemahaman awal dan motivasi
siswa untuk memepelajari materi SPLDV lebih mendalam. Penerapan nilai ini mampu
memberikan dampak positif terhadap proses pemahaman materi kontekstual Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) pada kelas VIII. Berdasarkan hasil
penelitian penulis, terdapat peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa
setelah menggunakan bahan ajar yang berupa modul berbasis keadilan gender.
Berikut layout cover dari modul tersebut:
Gambar 1: cover modul
Modul tersebut telah membantu membawa
perubahan mindset siswa kelas VIII SMP dalam menilai kedudukan gender
dikehidupan sehari-hari, mulai dari bermain hingga kehidupan di dalam rumah.
Dalam hal tersebut peneliti telah melakukan survei, wawancara maupun observasi
terkait pretest dan posttest dalam penggunaan modul tersebut. Adapun konten
dari modul tersebut memberikan pengantar terlebih dahulu untuk memperjelas
korelasi materi SPLDV dengan nilai keadilan gender sebagai berikut:
Gambar 2: hal 3 modul
Adapun
penjelasan materi dan soal dikaitkan dengan nilai keadilan gender dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan perhitungan SPLDV. Hal ini dilakukan untuk
membantu mengkonstruksi pengalaman siswa baik laki-laki maupun perempuan.
Proses merekonstruksi pengalaman ini dibangun guna menyeimbangkan pengalaman
baik laki-laki maupun perempuan dalam memahami dan menyelesaikan masalah
matematika yang berkaitan dengan SPLDV. Berikut ini gambar bagian modul
tersebut.
Gambar 3: hal 8 modul
Penggunaan modul tersebut telah terbukti
meningkatkan prestasi belajar SMP N Satu
Atap 1 Gandrungmangu Kab. Cilacap khususnya Kelas VIII. Peningkatan tersebut
diiringi dengan meningkatkanya pemahaman adil gender dalm kehidupan siswa di
sekolah, rumah maupun lingkungan bermainnya melalui angket pretest dan postest
yang telah diberikan oleh peneliti. Adapun civitas akademika SMP N Satu Atap 1
Gandrungamngu mendukung penuh terlaksananya
proses pembelajaran yang berbasis pembentukan karakter yang progresif dan
kontemporer seperti halnya penerapan nilai adil gender. Hal ini dilakukan guna
menciptakan peradaban dan akhlak mulai para peserta didik dan terhindar dari
perlakuan maupun tindakan asusila. Sehingga dengan adanya inovasi pembelajaran
berbasis keadilan gender melalui modul pembelajaran matematika materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII mampu menciptakan dan meningkatkan
karakter mulia peserta didik melalui belajar matematika.
DAFTAR
PUSTAKA
Eliot, L. (2011). The trouble with sex differences. Neuron,
72(6), 895–898. https://doi.org/10.1016/j.neuron.2011.12.001
Eriksson, K.,
Björnstjerna, M., & Vartanova, I. (2020). The Relation Between Gender
Egalitarian Values and Gender Differences in Academic Achievement. Frontiers
in Psychology, 11(February), 1–14.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.00236
Espinoza, A. M., & Taut,
S. (2020). Gender and Psychological Variables as Key Factors in Mathematics
Learning: A Study of Seventh Graders in Chile. International Journal of
Educational Research, 103(May), 101611.
https://doi.org/10.1016/j.ijer.2020.101611
Fine, C. (2010). From
Scanner to Sound Bite: Issues in Interpreting and Reporting Sex Differences in
the Brain. Current Directions in Psychological Science, 19(5),
280–283. https://doi.org/10.1177/0963721410383248
Giofrè, D., Cornoldi, C.,
Martini, A., & Toffalini, E. (2020). A population level analysis of the
gender gap in mathematics: Results on over 13 million children using the
INVALSI dataset. Intelligence, 81(January).
https://doi.org/10.1016/j.intell.2020.101467
Runco, M. A., Cramond,
B., & Pagnani, A. R. (2010). Handbook of Gender Research in Psychology. Handbook
of Gender Research in Psychology, 343–357.
https://doi.org/10.1007/978-1-4419-1465-1
Sandberg, J., &
Tsoukas, H. (2011). Grasping the logic of practice: Theorizing through
practical rationality. Academy of Management Review, 36(2),
338–360. https://doi.org/10.5465/amr.2009.0183
Yuan, F., & Woodman,
R. W. (2010). Innovative behavior in the workplace: The role of performance and
image outcome expectations. Academy of Management Journal, 53(2),
323–342. https://doi.org/10.5465/amj.2010.49388995
Nurlita,
S., Maslikhah, S., & Rohman, A.A., (2021). Modul Matematika Berbasis
Keadilan Gender Materi Pokok: Sistem Persamaan Linear Dua Variabel untuk
SMP/Mts Kelas VIII. Semarang: Fatawa Publishing
Komentar
Posting Komentar